Halaman

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 21 Mei 2013

24 Tips Menempuh Kehidupan


24 Tips Menempuh Kehidupan
  1. Jangan tertarik kepada seseorang karena parasnya, sebab keelokan paras dapat menyesatkan. Jangan pula tertarik kepada kekayaannya, karena kekayaan dapat musnah. Tertariklah kepada seseorang yang dapat membuatmu tersenyum, karena hanya senyum yang dapat membuat hari-hari yang gelap menjadi cerah. Semoga kamu menemukan orang seperti itu.
  2. Ada saat-saat dalam hidup ketika kamu sangat merindukan seseorang sehingga ingin hati menjemputnya dari alam mimpi dan memeluknya dalam alam nyata. Semoga kamu memimpikan orang seperti itu.
  3. Bermimpilah tentang apa yang ingin kamu impikan, pergilah ke tempat kamu ingin pergi, jadilah seperti yang kamu inginkan,karena kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan.
  4. Semoga kamu mendapatkan kebahagiaan yang cukup untuk membuatmu baik hati, cobaan yang cukup untuk membuatmu kuat, kesedihan yang cukup untuk membuatmu manusiawi, pengharapan yang cukup untuk membuatmu bahagia dan uang yang cukup untuk membeli hadiah-hadiah.
  5. Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain dibukakan. Tetapi acapkali kita terpaku terlalu lama pada pintu yang tertutup sehingga tidak melihat pintu lain yang dibukakan bagi kita.
  6. Sahabat terbaik adalah dia yang dapat duduk berayun-ayun di beranda bersamamu, tanpa mengucapkan sepatah katapun, dan kemudian kamu meninggalkannya dengan perasaan telah bercakap-cakap lama dengannya.
  7.  Sungguh benar bahwa kita tidak tahu apa yang kita milik sampai kita kehilangannya, tetapi sungguh benar pula bahwa kita tidak tahu apa yang belum pernah kita miliki sampai kita mendapatkannya.
  8. Pandanglah segala sesuatu dari kacamata orang lain. Apabila hal itu menyakitkan hatimu, sangat mungkin hal itu menyakitkan hati orang itupula.
  9. Kata-kata yang diucapkan sembarangan dapat menyulut perselisihan. Kata-kata yang kejam dapat menghancurkan suatu kehidupan. Kata-kata yang diucapkan pada tempatnya dapat meredakan ketegangan. Kata-kata yang penuh cinta dapat menyembuhkan dan memberkahi.
  10.  Awal dari cinta adalah membiarkan orang yang kita cinta menjadi dirinya sendiri, dan tidak merubahnya menjadi gambaran yang kita inginkan.Jika tidak, kita hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kita temukan di dalam dia.
  11.  Orang-orang yang paling berbahagia tidak selalu memiliki hal-hal terbaik, mereka hanya berusaha menjadikan yang terbaik dari setiap hal yang hadir dalam hidupnya.
  12. Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dengan beberapa orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat, kita harus mengerti bagaimana berterima kasih atas karunia itu.
  13. Hanya diperlukan waktu semenit untuk menaksir seseorang, sejam untuk menyukai seseorang dan sehari untuk mencintai seseorang tetapi diperlukan waktu seumur hidup untuk melupakan seseorang.
  14. Kebahagiaan tersedia bagi mereka yang menangis, mereka yang disakiti hatinya, mereka yang mencari dan mereka yang mencoba. Karena hanya mereka itulah yang menghargai pentingnya orang-orang yang pernah hadir dalam hidup mereka.
  15.  Cinta adalah jika kamu kehilangan rasa, gairah, romantika da masih tetap peduli padanya.
  16. Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu dan mendapati pada akhirnya bahwa tidak demikian adanya dan kamu harus melepaskannya.
  17. Cinta dimulai dengan sebuah senyuman, bertumbuh dengan sebuah ciuman dan berakhir dengan tetesan air mata.
  18. Cinta datang kepada mereka yang masih berharap sekalipun pernah dikecewakan, kepada mereka yang masih percaya sekalipun pernah dikhianati, kepada mereka yang masih mencintai sekalipun pernah disakiti hatinya.
  19. Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu,tetapi yang lebih menyakitkan adalah mencintai seseorang dan tidak pernah memiliki keberanian untuk mengutarakan cintamu kepadanya.
  20. Masa depan yang cerah selalu tergantung kepada masa lalu yang dilupakan, kamu tidak dapat hidup terus dengan baik jika kamu tidak melupakan kegagalan dan sakit hati di masa lalu.
  21.  Jangan pernah mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mau mencoba, jangan pernah menyerah jika kamu masih merasa sanggup jangan pernah mengatakan kamu tidak mencintainya lagi jika kamu masih tidak dapat melupakannya.
  22. Memberikan seluruh cintamu kepada seseorang bukanlah jaminan dia akan membalas cintamu! Jangan mengharapkan balasan cinta, tunggulah sampai cinta berkembang di hatinya, tetapi jika tidak, berbahagialah karena cinta tumbuh dihatimu.
  23.  Ada hal-hal yang sangat ingin kamu dengar tetapi tidak akan pernah kamu dengar dari orang yang kamu harapkan untuk mengatakannya. Namun demikian janganlah menulikan telinga untuk mendengar dari orang yang mengatakannya dengan sepenuh hati.
  24.  Waktu kamu lahir, kamu menangis dan orang-orang disekelilingmu tersenyum - jalanilah hidupmu sehingga pada waktu kamu meninggal, kamu tersenyum dan orang-orang disekelilingmu menangis.

BAB IV PERKIRAAN DAN ANTISIPASI TERHADAP MASYARAKAT MASA DEPAN

BAB IV
PERKIRAAN DAN ANTISIPASI TERHADAP MASYARAKAT MASA DEPAN
A.   Perkiraan Masyarakat Masa depan
Di dalam penjelasan UU No.2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa “ Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan bangsa yang bersangkutan. “ Melalui upaya pendidikan, kebudayaan dapat diwariskan dan dipelihara oleh setiap generasi bangsa.
Demi pemahaman dan karena adanya saling pengaruh antara pendidikan dan latar sosio-kultural, maka perlu dikemukakan lebih dahulu pengertian kebudayaan. Kebudayaan merupakan” keseluruhan gagasan dan karya manusia, yang harus di biasakan dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya itu” (Koentjaraningrat, 1974: 19) . kebudayaan itu dapat:
1)    Berwujud ideal yakni ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan ,dan sebagainya.
2)    Berwujud kelakuan yakni kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat.
3)    Berwujud fisik yakni benda-benda hasil karya manusia (Koentjaraningrat, 1974: 15-22).
Pengertian kebudayaan yang luas itu sering kali dipecah lagi dalam unsur-unsurnya khususnya unsur-unsur universal dari kebudayaan,yakni:
(a)  Sistem religi dan acara keagamaan.
(b) Sistem dan organisasi kemasyarakatan.
(c)  Sistem pengetahuan.
(d) Bahasa.

(e)  Kesenian
(f)   Sistem mata pencarian
(g)  Sistem teknologa dan peralatan.
Unsur-unsur tersebut diurutkan dari mulai yang umum nya sukar berubah atau karena pengaruh dari kebudayaan lain sampai yang paling mudah atau berubah atau diganti dengan unsur serupa dari kebudayaan lain (Koentjaraningrat, 1974: 11-13).
Sejarah telah mencatat bahwa perubahan dari masyarakat pertanian ke masyarakat industri relatif lebih lama dibandingkan dengan perubahan masyarakat industri kemasyarakat informasi. Bahkan di berbagai negara berkembang, termasuk Indonesia , masih berada dalam masa transisi dari masyarakat pertanian ke masyarakat industri serta segera di iringi perubahan ke masyarakat informasi (Dirjen Pembinaan Pers dan Grfika, 1992: 6). Berikut beberapa ciri masyarakat masa depan :
(1) Kecendrungan globalisasi yang makin kuat.
(2) Perkembangan iptek yang makin cepat.
(3) Perkembangan arus informasi yang semakin padat dan cepat.
(4) Kebutuhan/penuntututan peningkatan layanan profesional dalam berbagai segi kehidupan manusia.

1.     Kecendrungan globalisasi
Istilah globalisasi (asal kata: global yang berarti secara umumnya, utuhnya, kebulatanya) bermakna bumi.
Gelombang globalisasi sedang menerpa seluruh aspek kehidupan dan penghidupan manusia, menyusup kedalam seluruh unsur kebudayaan dengan dampak yang berbeda-beda. Menurut Email Salim (1990: 8-9) terdapat empat bidang kekuatan gelombang globalisasi yang paling kuat dan menonjol daya dobraknya, yakni bidang-bidang iptek, ekonomi, lingkungan hidup, dan pendidikan. Beberapa kecendrungan globalisasi dari ke empat bidang tersebut sebagai berikut:
a.     Bidang iptek yang mengalami perkembangan yang semakin dipercepat, utamanya dengan penggunaan berbagai teknologi canggih seperti komputer dan satelit. Kekuatan globalisasi pertama ini membuat bumi seakan-akan sempit dan transparan.
b.     Bidang ekonomi yang mengarah kepada ekonomi regional dan ekonomi global tanpa mengenal batas-batas negara. Globalisasi ekonomi menyebabkan negara hanya bertapal batas politik saja, sedang dari segi ekonomi semakin kabur. 
c.      Bidang lingkungan hidup telah menjadi bahan pembicaraan dalam berbagai pertemuan internasional, yang mencapai puncaknya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi, atau nama resminya Konferensi PBB mengenai lingkungan hidup dan Pembangunan (UNCED), pada awal juni 1992 di Rio de Jeneiro, Brasil.
d.     Bidang pendidikan dalam kaitan nya dengan identitas bangsa, termasuk budaya nasional dan budaya nusantara.

Di samping keempat bidang tersebut, kecendrungan globalisasi juga tampak dalam bidang politik, hukum dan HAM, paham demokrasi dan sebagainya.
2.                 Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek)
Perkembang iptek pada akhir abad ke-20 ini sangat mengesankan, utamanya dalam bidang transportasi, telekumunikasi dan informatika, genetika, biologi mulekul serta bioteknologi, dan sebagainya. Globalisasi perkembangan iptek tersebut ada yang positif dan negatinya juga. Segi positifnya antara lain untuk memudahkan untuk mengikuti perkembangan iptek yang terjadi di dunia, menguasai dan menerapkan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan. Sedangkan segi negatif akan timbul apabila kondisi sosial-budaya belum siap menerima limpahan itu (Pratiwi Sudarsono, 1990: 14-15).
Percepatan perkembangan iptek tersebut terkait dengan landasan otologis, epistemologis, dan aksiologis (Filsafat Ilmu, 1981: 9-15). Segi landasan ontologis, objek telaahan ialah berupa pengalaman atau segenap ujud yang dijangkau lewat alat indra telah mengalami perkembangan yang pesat karena didapatkan nya peranti (device) yang membantu alat indra tersebut.
Selanjutnya, dari segi landasan epistimologis, cara yang dipakai untuk memperoleh pengetahuan yang disebut ilmu pengetahuan tersebut telah mengalami perkembangan yang pesat. Tentang hal tersebut Bertand Russel (1953) melukiskan secara homoris : “ Untuk manusia modern yang terdidik, seakan akan suatu hal yang biasa bahwa kebenaran suatu fakta harus dilakukan dengan pengamatan, dan tidak berdasar kan pada konsultasi kepada seorang ahli.” Aristoteles bersikeras bahwa wanita mempunyai gigi yang lebih sedikit dari laki-laki. “ sekarang kita sadari dengan sepenuhnya betapa salahnya ahli teori yang berpendapat bahwa teori datang secara induktif dari pengalaman”. Demikian pendapat Einstein (1936, dari Mouly 1963: 90). Oleh karena itu, sejak Charles Darwin mempolopori penggabungan metode deduktif dan metode induktif, dan dengan pengajuan hipotesis, maka sekarang dipakai sebagai daur hipotetiko-dedukto-verifikatif dalam metode ilmiah (Filsafat Ilmu, 1981:15 dan 156), ataupun Model Induktif-Hipotetiko-Deduktif dalam proses penelitian (Raka Joni, 1984: 6).
Dan akhirnya landasan aksiologis atau untuk apa iptek itu dipergunakan, yang mempersoalkan tentang penggunaan iptek tersebut secara moral tertuju pada kemaslahatan manusia. Terdapat serangkaian kegiatan perkembangan dan pemanfaatan iptek, yakni:
(1)  Penelitian dasar (basic research)
(2) Penelitian terapan (applied research)
(3) Pengalaman teknologi (technological development)
(4) Penerapan teknologi.
Masyarakat masa depan adalah masyarakat yang sangat dipengaruhi oleh iptek, yang akan lebih membenarkan ucapan Francis Bacon bahwa “ Ilmu adalah kekuasaan”. Dan kalau ilmu adalah kekuasaan maka teknologi merupakan alat kerusakan atas:
a)     Manusia, yakni demi kemaslahatan atau sebaliknya mengeksploitasi manusia itu.
b)    Kebudayaan, yakni memperkaya dan memperkuat kebudayaan atau melunturkan nilai-nilai budaya yang dapat menimbulkan krisis identitas budaya.
c)     Alam, yakni memanfaatkan sambil menjaga kelestariannya atukah memusnahkan seluruh kehidupan di bumi (Filsafat Ilmu,1981: 164-166). Oleh karena itu, pengusaha iptek merupakan salah satu kunci keberhasilan masyarakat kita dimasa depan.

3.     Perkembangan Arus Komunikasi yang Semakin Padat dan Cepat
Salah satu perkembangan iptek yang luar biasa adalah yang berkaitan dengan komonikasi, komputer dan sebagainya. Sekedar beberapa contoh pemakaian satelit komonikasi komputer, dan sebagainya telah membuka peluang surat eletronik, surat kabat eletronik, siaran televisi langsung dari satelit kerumah-rumah (DBS), dan lain-lain (Dirjen Pembinaan Pers dan Grafika, 1992). Seiring dengan itu, komonikasi antar manusia yang berbeda dalam latar kebangsaan dan kebudayaan makin meluas karena kemajuan transportasi dan telekomonikasi.
Pada umumnya bentuk komonikasi lansung dikenal sebagai komonikasi antarpribadi, baik komonikasi antar dua orang ataupun kelompok dengan ciri pokok adanya dialog diantara pihak yang berkomonikasi. Seperti diketahui, proses komonikasi meliputi beberapa unsur dasar, yakni:
(1) Sumber pesan seperti harapan, gagasan, perasaan atau perilaku yang di ingin kan oleh pengirim pesan.
(2) Penyandian (encoding), yakni perubahan/penerjemahan isi pesan kedalam bentuk yang serasi dengan alat pengirim pesan.
(3) Transmisi (pengiriman) pesan.
(4) Saluran
(5) Pembukasandian (Decoding) yakni penerjemahan kembali apa yang diterima ke dalam isi pesan oleh penerima.
(6) Reaksi internal penerima sesuai pemahaman pesan yang diteromanya.
(7) Gangguan/hambatan (noise) yang dapat terjadi pada semua unsur dasar lainnya.

Pada komonikasi satu arah, proses komonikasi berlangsung dari butir (1) kebutir (6), yakni dari pengirim kepenerima; sedangkan pada komonikasi dua arah, khususnya antarpersonal, kedua pihak secara bergantian dapat menjadi pengirim maupun penerima (Berlo, dari Komonikasi Pendidikan, 1982/1983: 24-25; Johnson).
Alih teknologi ke negara berkembang berjalan relatif sangat lambat, dan arus informasi didominasi oleh beberapa negara maju. Oleh karena itu, diperlukan berbagai upaya untuk merebut teknologi tersebut. Terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan (Dirjen Pembinaan Pers dan Grafika,1992: 18-20) dalam upaya-upaya tersebut, seperti:
(1) Perkembangan teknologi satelit yang mutakhir.
(2) Penggunaan teknologi digital yang mampu menyalurkan singal yang beragam (suara, vidio, dan data) menuju bentuk ISDN (integrated service digital network) yang dikelola dengan sistem komputer (muncul kini istilah “cummunication” atau “C dan C” .
(3) Di bidan media cetak antara lain menggunakan VDT (vidio display terminal), surat kabar eletronik, dan sistem cetak jarak jauh.
(4) Di bidan media eletronik antara lain penggunaan DBS (direct broadcast satelitte), penggunaan HDTV (high definition television), dan sebagainya. Kesemuanya itu akan mempercepat terwujudnya suatu masyarakat informasi, sebagai masyarakat masa depan.

4.     Peningkatan Layanan Profesional
Perkembangan iptek makin cepat serta perkembangan arus informasi yang semakin cepat, maka anggota masyarakat masa depan makin luas wawasan dan pengetahuan nya serta daya kritis yang semakin tinggi.
Robert W. Richey (1974) dan D. Westby-Gibson (1965) mengemukakan berbagai ciri profesi (dari Profesionalisasi jabatan Guru, 1983: 4-6) yaitu:
a.     Penetapan dan pemantapan layanan unik yang diberikan oleh suatu profesi sehingga memperoleh perlakuan masyarakat dan pemerintah. Sekadar contoh: Layanan unik dari para dokter, dan apabila dilakukan oleh pihak lain, akan dituduh sebagai dokter “palsu”.
b.     Penyepakatan antar kelompok profesi dan lembaga pendidikan prajabatan tentang standar kompetensi minimal yang harus dimiliki oleh setiap calon profesi tersebut.
c.      Akreditas, yakni pengakuan resmi tentang kelayakan suatu program pendidikan prajabatan yang ditugasi menghasilkan calon tenaga profesi yang bersangkutan.
d.     Mekanisme sertifikasi dan pemberian izin praktek. Sertifikasi merupakan pengakuan resmi kepada seorang yang memiliki kompetensi yang di prasyaratkan oleh profesi tertentu. Sedangkan izin prakteknya diberi jika tenaga pemula tersebut dapat membuktikan kemandiriannya dalam memberikan layanan sesuai dengan kode etik profesi bersangkutan.
e.      Pemangku profesi (perorangan/kelompok) bertanggung jawab penuh atas segala aspek pelaksanaan tugas yakni kebebasan mengambil keputusan secara profesional. Penilaian pihak lain haruslah berupa penilaian sesama ahli yang sederajat. “ independent judgement “ merupakan ciri esensial dari profesionalitas.
f.       Kelompok profesional memiliki kode etik, yang berfungsi ganda yakni:
(1) Perlindungan terhadap masyarakat agar memperoleh layanan yang bermutu.
(2) Perlindungan dan pedoman peningkatan kualitas anggota.

B.   Upaya Pendidikan dalam Mengantisipasi Masa Depan
Pengembangan pendidikan dalam masyarakat yang sedang berubah dengan cepat haruslah dilakukan secara menyeluruh dengan pendekatan secara sistematis-sistematik. Pendekatan sistematis adalah pengembangan pendidikan dilakukan secara teratur melalui perencanaan yang bertahap; sedang sisitematik menunjuk pada pendekatan sistem pada proses berfikir yang mengaitkan secara fungsional semua aspek dalam pembaruan pendidikan tersebut (Depdikbud, 1991/1992a:21). Penggarapan pada lapis institusional berkaitan dengan aspek kelembagaan seperti: Kurikulum, struktur dan mekanisme pengelolaan, saran-prasarana, dan lain-lain. Keberhasilan pengembangan pendidikan tergantung pada keserasian penggarapan pada ketiga lapisan itu; tidak cukup hanya pada tingkat pengambilan keputusan (umpama dengan keputusan menteri) tetpi harus secara serentak dengan penyiapan kelembagaan dan ketenagaan.
Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya merupakan kunci keberhasilan bangsa dan negara Indonesia abad ke-21 yang akan datang. Oleh karena itu, kajian selanjutnya adalah:
(1)        Tuntutan bagi manusia masa depan.
(2)        Upaya mengantisipasi masa depan, utamanya yang berhubungan dengan perubahan nilai dan sikap sebagai manusia modern, pengembangan kehidupan manusia dan kebudayaan, serta pengembangan sarana pendidikan.

1.     Tuntutan  bagi Manusia Masa Depan (Manusia Modern)
Dalam penjelasan PP RI No.28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar (yakni penjelasan pasal 3) dikemukakan rincian tujuan-tujuan Pendidikan Dasar tersebut (UU, 1992: 79-80) sebagai berikut:
a.     Pengembangan kehidupan siswa sebagai pribadi sekurang-kurangnya mencakup upaya untuk:
1)    Memperkuat dasar keimanan dan ketaqwaan;
2)    Membiasakan untuk berperilaku yang baik;
3)    Memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar;
4)    Memelihara kesehatan jasmani dan rohani;
5)    Memelihara kemampuan untuk belajar; dan
6)    Membentuk kemampuan untuk belajar.
b.     Pengembangan kehidupan peserta didik sebagai anggota masyarakat sekurang-kurang mencakup upaya untuk:
1)    Memperkuat kesadaran hidup beragama dalam masyarakat;
2)    Menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam masyarakat; dan
3)    Memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk berperan serta dalam kehidupan masyarakat.
c.      Pengembangan kehidupan peserta didik sebagai warga negara sekurang-kurang nya mencakup:
1)    Mengembangkan perhatian dan pengetahuan tentang hak dan kewjiban sebagai warga negara Republik Indonesia;
2)    Menanamkan rasa ikut bertanggung jawab terhadap kemajuan bangsa dan negara; dan
3)    Memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk berperan serta dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
d.     Pengembangan peserta didik sebagai anggota umat manusia mencakup:
1)    Meningkatkan harga diri sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat;
2)    Meningkakan kesadaran tentang Hak Asasi Manusia;
3)    Memberikan pengertian tentang ketertiban dunia; dan
4)    Meningkatkan kesadaran pentingnya persahabatan antar bangsa.
e.      Mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah dalam menguasai kurikulum yang disyaratkan.

Membangun Indonesia seutuhnya adalah manusia Indonesia sebagai fakta apriori yang kemudian dibangun dengan bekal ilmu pengetahuan dan teknulogi serta keahlian dan kemahiran lainnya sebagai fakta aposteriori “(Fuad Hasan, 1986; 40). Untuk jenjang Pendidikan Dasar hal itu berarti bahwa kemampuan dasar sebagai manusia Pancasila yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan dasar akan siap untuk:
(a)    Memasuki lapangan kerja sebagai manusia pembangunan setelah melalui orientasi atau pelatihan tambahan sesuai dengan kebutuhan.
(b)    Melanjutkan kependidikan menengah.
Tuntutan manusia Indinesia dimasa depan, setelah kemampuan dasar tersebut di atas, terutama diarahkan kepada pembekalan kemampuan yang sangat diperlukan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan di masa depan tersebut. Beberapa diantaranya seperi:
(1)    Ketanggapan terhadap berbagai masalah sosial, politik, kultural, dan lingkungan.
(2)    Kreativitas dalam menemukan alternatif pemecahannya.
(3)    Efisiensi dan etos kerja yang tinggi (Sekretariat Bersama, 1989: 10).

Bertolak dari tesis ketidakpastian, Makaminan Makagiansar (1990: 5-6) mengemukakan pentingnya pengembangan empat hal pada peserta didik, yakni:
(1)    Kemampuan mengantisipasi perkembangan berdasarkan ilmu pengetahuan.
(2)    Kemampuan sikap untuk mengerti dan mengatasi situasi.
(3)    Kemampuan mengakomodasi, utamanya perkembangan iptek serta perubahan yang diakibatkannya.
(4)    Kemampuan mereorientasi, utamanya kemampuan seleksi terhadap arus informasi yang memborbardirnya.
Akhirnya dikemukakakn pendapat Mayjen Sajidiman (1972: 10-11) yang menekankan kemampuan yang diperlukan manusia Indonesia berdasarkan fungsinya, yakni:
(a)    Pekerja yang terampil menjadi bagian utama dari mekanisme produksi (dalam arti luas) yang harus lebih efektif dan efisien.
(b)    Pemimpin dan manajer yang efektif, yang memiliki kemampuan berfikir, mengambil keputusan yang tepat pada waktunya serta mengendalikan pelaksanaan dengan cakap dan berwibawa.
(c)     Pemikir yang mampu menentukan/memelihara arh perjalanan dan melihat segala kemungkinan di hari depan.

2.     Upaya Mengantisipasi Masa Depan
Kajian tentang upaya mengantisipasi masa depan melalui pendidikan akan di arahkan pada:
(a)    Aspek yang paling berperan dalam individu untuk memberi arah antisipasi tersebut yakni nilai dan sikap.
(b)    Pengembangan budaya dan sarana.
(c)     Tentang pendidikan itu sendiri, utamanya pengembangan sarana pendidikan. Ketiga hal tersebut merupakan titik trategi dalam mengantisipasi masa depan tersebut.

a.     Perubahan  Nilai dan Sikap
Nilai dan sikap memegang peranan penting dalam menentukan wawasan dan perilaku manusia. Nilai merupakan norma, acuan yang seharusnya, dan atau kaidah yang akan menjadi rujukan perilaku. Salah satu nilai tersebut akan tampak dalam sikap (attitude) seseorang.
Sebagai kemampuan internal, sikap akan sangat berperan menentukan apabila terbuka, kemungkinan berbagai alternatif untuk bertindak. Dalam sikap dibedakan tiga aspek, yakni:
(1)    Aspek kognitif seperti pemahaman tentang objek sikap.
(2)    Aspek afektif yang sangat dipengaruhi oleh nilai dan dapat sangat subjektif seperti setuju atau tidak setuju, suka atau benci, dan sebagainya.
(3)    Aspek kognitif yang mendorong untuk bertindak sesuai dengan sikap terhadap objek tersebut.
Pembentukan nilai dan sikap dalam diri seseorang dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, seperti pembiasaan, internalisasi nilai melalui ganjaran hukuman, keteladanan, teknik klarisifikasi nilai, dan sebagainya.
Hasil belajar berupa nilai dan sikap dapat dikatagorikan:
(1)    Penerimaan (receiving, attending)
(2)    Penanggapan (responding)
(3)    Penilaian, peyakinan (valuing)
(4)    Pengorganissian, konseptualisasi (organization).
(5)    Pewatakan, pemeranan (characterization).

b.     Pengembangan Kebudayaan
Salah satu upaya penting dalam mengantisipasi masa depan adalah upaya yang berkaitan dengan pengembangan kebudayaan dalam arti luas, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan sarana kehidupan manusia. UNESCO telah menetapkan konsep Dasawaesa Kebudayaan Sedunia yang menekankan bahwa pengembangan kebudayaan dunia masa kini harus meliputi empat dimensi (Makaminan Makagiansar, 1990: 7) yakni:
1)    Afirmasi atau penegasan dimensi budaya dalam proses pembangunan, karena pembangunan akan hampa jika tidak diilhami oleh kebudayaan masyarakat/ bangsa yang bersangkutan.
2)    Mereafirmasi dan mengembangkan identitas budaya, dan setiap kelompok manusia berhak diakui identitas budayanya.
3)    Partisipasi, yakni dalam pengembangan suatu bangsa dan negara maka partisipasi yang optimal dari masyarakat adalah mutlak perlu.
4)    Memajukan kerjasama budayaantar bangsa yang merupakan tuntutan mutlak dalam era globalisasi.

c.      Pengembangan Sarana Pendidikan
Pengembangan sarana pendidikan sebagai salah satu prasyarat utama untuk menjemput masa depan dengan segala kesemptan dan tantangannya.
Khusus untuk menyongsong era globalisasi yang makin tidak terbendung, terdapat beberapa hal yang secara khusus memerlukan perhatian dalam bidang pendidikan. Santoso S. Hamijoyo (1990: 33) mengemukakan lima strategi dasar dalam era globalisasi tersebut yakni:
1)    Pendidikan untuk mengembangkan iptek, dipilih terutama dalam bidang-bidang vital, seperti manufakturing pertanian, sebagai modal utama menghadapi globalisasi.
2)    Pendidikan untuk pengembangan, keterampilan manajemen, termasuk bahasa-bahasa asing yang relevanuntuk berhubungan perdagangan dan politik, sebagai instrumen operasional untuk berkiprah dalam globalisasi.
3)    Pendidikan untuk pengelolaan kependudukan, lingkungan, keluarga berancana, dan kesehatan sebagai penangkal terhadap menurunnya kualitas hidup dan hancurnya sisitem pendukung kehidupan manusia.
4)    Pendidikan untuk pengembangan sistem nilai, termasuk filsafat, agama dan ideologi demi ketahanan sosial budaya termasuk persatuan dan kesatuan bangsa.
5)    Pendidikan untuk mempertinggi mutu tenaga kependidikan dan kepelatihan, termasuk pengelola sistem pendidikan formal dan ninformal, demi penggalakan peningakatan pemerataan mutu, relevansi, dan efisiensi sumber daya manusia secara keseluruhan.

Khusus untuk pendidikan tinggi, terdapat kecendrungan berkembangnya pola pemecahan masalah secara multidisiplin. Oleh karena itu, diperlukan suatu program pendidikan yang kuat dalam dasar keahlian yang akan memperluas wawasan keilmuan dan membuka peluang kerjasama dengan bidang keahlian lainnya.